Minggu, 29 November 2015

“Kelak saat di Surabaya Akan Kubayar Utang ke Kalian”




Bonek sambut kehadiran The Jak di Stasiun Gubeng dengan penuh persahabatan. (Foto. Facebook Seputar Bonek-Persebaya-PSSI)



“Kelak saat di Surabaya Akan Kubayar Utang ke Kalian”



Artikel ini hasil Copas dari blog kawan Bonek Jabodetabek, yang merupakan cerita kisah nyata mereka.


Aiihh, sungguh tak terkira sialnya hari ini, selepas dari amukan The Jak yang dibantu warga, larilah ia tunggang langgang, berbelok terpisah dari Bonek yang lain, dan entah mengapa intuisinya menuntun cepat memasuki sebuang gang sempit, bersembunyi di parit. Sendiri, ya… sendiri.

Ketika derap langkah terdengar mendekat, mencelos-lah hatinya. tulang-tulangnya serasa dilolosi dari tubuhnya.

GLEK!

Serombongan kecil The Jak laki-Laki & perempuan mendapatinya bersembunyi, mati!
Pikirannya terhenti, antara kalut dan takut berselimut menjadi satu, tak ada pilihan lain, ‘bertempur’ sendirian di sini dengan melawan gerombolan kecil ini tentu lebih ‘mudah’ ketimbang keluar ke jalan besar dan melawan langsung ribuan The Jak yang dibantu warga sekitar. Mungkin, begitu pikirnya.

“Lo Arek ya…?” Seorang pemuda berpakaian oranye membawa kentrung (gitar kecil bersenar empat), mendatanginya, sederet teman berbaju senada di belakangnya, memandangnya tajam, menyelidik.
Arek? seketika Ia bingung. Tak mampu mengelak, ia mengangguk, baju berlambang ‘Ndas Mangap’ itu jelas
menggambarkan bahwa ia memang bagian dari ‘Arek’ (entah mengapa saat itu ia tak disebut Bonek)

Melihatnya pucat pasi, pemuda bergitar kecil itu cepat berkata, “Kalo lo mau idup, lo buang baju lo.. Cepet!”

GLEK! lagi.

Dan lagi lagi ia menurut, aduhai runyam sudah!
entah apa yang langit inginkan kali ini padanya, lepas dari gerombolan macan, malah masuk ke kandang kecil macan.

Tapi kali ini Kehendak Langit berkata lain, nasibnya serupa dua kartu terbalik berlambang AS dan King di permainan BlackJack, selepas kaos hijau itu dibuang, syal bertuliskan Persija itu dikalungkan ke lehernya, oleh pemuda bergitar kecil itu.

“Pake ini…, lo ikut kita..”

Kali ini senyum teriring dari pemuda dan kawan- kawannya yang berbaju oranye menggandengnya. erat, dihindarkan dari kericuhan besar, dinyamankan, ditampung dan dijamu dengan baik.

Beberapa hari kemudian, ia pulang ke Surabaya, diantar di stasiun. Beberapa pelukan dan ucapan terima kasih teriring.


“Kelak saat kalian di Surabaya, semoga dapat kubayar utang kalian…”, tutupnya pendek.
Kereta berjalan perlahan, meninggalkan semua kejadian super-cepat yang merubah hidup & pandangannya terhadap rival.

Video Penyambutan The Jakmania oleh Bonek di Surabaya


Video berdurasi beberapa detik yang diunggah semalam itu bergerak vital, mengisi setiap rongga sosial media, menyelusup di setiap penjuru lini masa.

Video itu membangkitkan ingatannya kembali, 14 tahun yang lalu di Jakarta, meski tak tahu apakah serombongan the Jak yang tiba di Stasiun Gubeng, Surabaya, kemarin malam, ada para pemuda yang menolongnya atau tidak, tapi ia tahu bahwa apa yang dilakukan Bonek saat ini (mungkin) bisa membalas utang budinya beberapa tahun silam.



Frame di atas bukanlah kejadian fiktif, ia nyata.

Dikisahkan dengan baik oleh kawan baik sedari kecil Ardiansyah Zaidan, ia kawan baikku, aku tahu ia tak berbohong saat itu.
Dan harapannya bahwa Bonek-The Jak berdampingan bisa jadi terlaksana karena kejadian kemarin malam.
Ia tahu bahwa berdamai itu susah, tak semua elemen Bonek dan The Jak mengamini hal kecil semalam, tapi kita tahu bahwa, jika damai adalah kata kerja, dan kerja yang dilakukan kedua pihak ini sudah dimulai dengan baik, meskipun parsial, kendati kecil, tapi kita tahu mereka sudah berusaha.

Andaikata tak terjadi sekarang, barangkali beberapa tahun ke depan hal itu akan terwujud. Dan apabila banyak dari kalian masih ragu & pesimistis hal itu terwujud, ingatlah… Ada sebuah kota antara Jakarta dan Surabaya, bernama Solo, tumbuh sebuah pohon yang mampu menyatukan dua hati yang berseteru, melunakkan dua kepala yang membatu, Bonek-Pasoepati.
Ingatlah… Kalo Kehendak Langit menginginkan mereka bersatu, kalian bisa apa?


Oleh: Kukuh “Beted”



Sekecil apapun biji yang kita tanam hari ini, kelak akan meneduhkan semua yang berada disekelilingnya -bhonky-








hkhk.ico KUNJUNGI KAMI hkhk.ico
article_separator.png

logo-bhonky-orens.png

images?q=tbn:ANd9GcQY_RVLmZBvWT35APRB1s-

images?q=tbn:ANd9GcR5ximTcNOGpNPYFScBXIv

images?q=tbn:ANd9GcQFoOKmTm16dmbvLLGIO4x

images?q=tbn:ANd9GcS6NydWoRmv20_-_GaXiNO

ttd-bhonkyholics.png

1 komentar: