Jumat, 29 April 2016

Djamiat Dalhar, Legenda Sepakbola Nasional dari Persija




Djamiat Dalhar, Legenda Sepakbola Nasional dari Persija



Mohammad Djamiat Dalhar adalah salah satu pemain legendaris Persija Jakarta sekaligus juga tim nasional. Pemain yang lebih sering disebut Djamiat Dalhar ini lahir di Yogyakarta 25 November 1927, dan meninggal 23 Maret 1979.


Djamiat Dalhar berasal dari keluarga guru sekolah
Muhammadiyah. Ayahnya, Dalhar, adalah pemain
sepakbola yang andal di kota kelahirannya, di samping tokoh Muhammadiyah.

Djamiat Dalhar mulai main sepakbola sejak kanak-
kanak, di alun-alun sekitar masjid Agung Yogyakarta.


Selanjutnya ia bergabung dengan klub HW (Hisbul Wathan) Yogya, dimana ayahnya juga bermain. Saat itu Djamiat masih bermain tanpa memakai sepatu. Posisinya sebagai kiri dalam sama seperti ketika saat Djamiat memperkuat tim PSSI.

Sosok pesepakbola yang mempengaruhi permainan Djamiat adalah Soedarmadji, salah satu pemain pribumi yang memperkuat Hindia Belanda dalam Piala Dunia 1938. Setelah menonton Soedarmadji bermain. Djamiat kemudian coba menirukannya, Selanjutnya Djamiat berusaha mengembangkan kemampuan dirinya sendiri.




Kesungguhan itu pula yang membuat drg. Endang Witarsa, lawan mainnya saat pertandingan di Semarang, terkesan saat berjumpa kembali dengan Djamiat di Jakarta.
Setelah didera cedera lutut, Djamiat memutuskan hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan sekolah di Sekolah Apoteker Salemba, Jakarta. drg. Endang Witarsa yang sudah praktek dokter gigi di RS Cipto Mangunkusumo kemudian menawarkannya berobat dengan seorang dokter ahli sekaligus mencarikan donatur untuk mengobati cidera lutut yang sepertinya akan mengakhiri karir sepakbola Djamiat. Operasi itu berhasil dan ia dapat meneruskan karir sepakbolanya dengan bergabung pada klub UMS yang dilatih Witarsa.


Karier sepak bolanya meningkat ketika pelatih PSSI asal Yogoslavia, Tony Pogacnik, kembali memanggilnya untuk memperkuat tim nasional. Djamiat mesti berjuang keras untuk menjadi pemain nasional. Ia sempat diragukan karena tubuhnya mulai gemuk, & juga perlu perjuangan ekstra keras untuk menggantikan pemain-pemain yang sudah mapan.


Kini, namanya diabadikan sebagai Piala Kerjurnas
Sepakbola Di Bawah Umur 17, yang didedikasikan atas peranannya dalam mencari bibit-bibit unggul sepakbola nasional.




ttd-bhonkyholics.png



separator2.png


Source




bbbhhh-pp9-icon.ico


KUNJUNGI KAMI





_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar